Bimbingan
adalah proses pemberian bantuan kepada murid dengan memperhatikan
murid itu sebagai individu dan makhluk sosial, serta memperhatikan
adanya perbedaan-perbedaan individu agar murid itu dapat membuat tahap
seoptimal mungkin dalam proses perkembangannya dan agar ia dapat
menolong dirinya, menganalisa dan menemukan masalah-masalah temuannya
itu demi memajukan kebahagiaan hidup terutama ditekankan pada
kesejahteraan jiwa/mental (Balitbang, 1978 : 2). Menurut Pedoman PPL UMN
Malang (1999), bimbingan belajar siswa adalah upaya mengenal, memahami dan menetapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan kegiatan mengidentifikasi, mendiagnosa, memprognosa dan memberikan pertimbangan pemecahan masalah.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah
suatu proses pemberian bantuan yang ditujukan kepada individu atau
kelompok siswa agar yang bersangkutan dapat mengenali dirinya sendiri, baik
kemampuan yang dimilikinya maupun kelemahannya agar selanjutnya dapat
mengambil keputusan dan dapat bertanggung jawab dalam menentukan jalan
hidupnya atau memecahkan sendiri kesulitan yang dihadapi serta dapat
memahami lingkungannya secara tepat sehingga dapat memperoleh
kebahagiaan hidupnya.
A. Langkah-langkah bimbingan belajar:
1. Mengenal siswa yang mendapat kesulitan belajar dengan menggunakan norma atau ukuran kriteria tertentu.
2. Mencari sebab-sebab siswa mendapat kesulitan.
3. Mencari usaha untuk membantu memecahkan kesulitan-kesulitan itu.
4. Mengadakan pencegahan supaya kesulitan yang dialami seseorang tidak menular kepada yang lain (Sutijono, S, 1991 : 49).
Jika permasalahan siswa tidak segera ditemukan solusinya, siswa akan mengalami kegagalan atau kesulitan belajar yang dapat mengakibatkan rendah prestasinya/tidak lulus, rendahnya prestasi belajar, minat belajar atau tidak dapat melanjutkan belajar (S. Sucitae, 1972 : 2).
Langkah-langkah yang ditempuh untuk menjamin keberhasilan belajar adalah: 1) Identifikasi masalah siswa, 2) Diagnosa, 3) Prognosa, 4) Pemberian Bantuan, 5) Follow up (tindak lanjut).
1. Identifikasi Masalah Siswa
Identifkasi masalah siswa adalah untuk menentukan siswa yang mengalami kesulitan belajar yang sangat memerlukan bantuan. Langkah ini "sangat mendasar sekali" dan merupakan awal kegiatan bimbingan terhadap siswa yang bermasalah, untuk menentukan masalah yang dialaminya.
Dalam bimbingan belajar siswa, masalah yang terjadi dijaga kerahasiaannya. Dikandung maksud agar siswa yang mengalami permasalahan tidak terbebani, tidak
ragu dan tanpa rasa takut mengungkapkan permasalahannya dengan jujur.
Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, instrumen.
2. Diagnosa
Diagnosa dilakukan dalam bimbingan belajar,
diartikan sebagai rumusan¬rumusan masalah siswa, jenis kesulitan serta
latar belakang kesulitan dalam pelajaran, serta kesulitan belajar atau masalah yang mengganggu aktivitasnya sehari-hari sehingga mempengaruhi belajarnya.
3. Prognosa
Prognosa merupakan kegiatan memperkirakan permasalahan, apabila siswa yang mengalami kesulitan belajar tidak segera mendapat bantuan. Bertujuan untuk menentukan bantuan yang dapat diberikan kepadanya.
4. Pemberian Bantuan
Bantuan yang diberikan dengan menggunakan pengarahan, motivasi, belajar. Cara mengatasi masalah kesulitan belajar melalui latihan-latihan dan tugas baik individu maupun kelompok, secara rutin.
5. Tindak Lanjut
Tindak lanjut kegiatan bimbingan belajar,
untuk mengevaluasi sejauh mana keberhasilan atau ketidakberhasilan,
usaha-usaha memberikan bantuan pemecahan masalah yang telah diberikan.
B. Fungsi Bimbingan Belajar
1. Fungsi Kuratif
Tindak lanjut dari bimbingan belajar
adalah merupakan usaha memperbaiki kekurangtepatan yang sebelumnya
dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas antara lain:
kekurangan dalam merumuskan tujuan, dalam menggunakan metode, dalam
menggunakan media (alat bantu mengajar) pemilihan bahan dan materi
pelajaran dalam menyusun evaluasi dan pengelolaan pelajaran.
2. Fungsi Penyesuaian
Bimbingan belajar adalah salah satu motivasi ekstrinsik agar siswa menyesuaikan diri dengan situasi belajar di kelas. Siswa dapat belajar sesuai dengan kondisi pribadinya, sehingga ia memiliki peluang yang besar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik.
3. Fungsi Akselerasi
Siswa yang lambat belajar dapat ditingkatkan kecepatan belajarnya melalui program bimbingan belajar, karena bahan, materi, waktu yang disediakan telah disesuaikan dengan kesulitan yang dialami siswa.
4. Fungsi Terapi
Langsung atau tidak langsung pemberian bimbingan belajar
sedikit demi sedikit menyembuhkan atau memperbaiki kondisi kepribadian
siswa yang menunjukkan adanya penyimpangan tingkah laku belajar. Pentingnya pemberian bimbingan belajar
dapat dilihat dari berbagai segi. Kenyataan menunjukkan bahwa masih
ada siswa dalam satu kelas yang prestasi belajarnya rendah jauh dibawah
prestasi belajar rata-rata kelas.
Dari segi guru bahwa guru memiliki tanggung jawab atas keberhasilan
siswa seluruh kelas, atau tanggung jawab atas tercapainya tujuan
pembelajaran yang telah diterapkan.
C. Teknik Pemberian Bimbingan
Ada beberapa teknik pemberian bimbingan belajar antara lain :
1. Bimbingan individual, diberikan kepada beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar yang berbeda-beda dengan cara memberikan bimbingan aecara langsung berupa latihan atau penugasan secara individu.
2. Bimbingan Kelompok
a. Bimbingan kelompok kecil
Bimbingan kelompok kecil antara 2-5 siswa, bantuan ini berupa kelompok kecil. Dengan cara latihan kelompok atau tugas kelompok salah satu teman yang pandai menjadi tutor sebaya.
b. Bimbingan kelompok besar, terdiri dari 6-10 siswa, peranan guru sebagai motivator, yang membimbing sekelompok siswa aktif belajar.
Dalam kegiatan ini guru menciptakan situasi agar diskusi terjadi
sehingga semua anggota kelompok dapat ikut aktif dalam diskusi.
Materi dapat berupa latihan atau penugasan yang terkait dengan materi. Guru berkewajiban untuk memberikan bimbingan dan bantuan khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar mampu mengatasi kesulitannya sendiri dengan baik.
Adapun langkah yang harus
ditempuh telah diuraikan di depan (identifikasi masalah siswa, diagnosa
prognosa, pemberian bantuan, follow up (tindak lanjut).
1) Pengaruh intrinsik
Kemungkinan kondisi siswa pada waktu mengerjakan tugas, tidak belajar, kelelahan kurang tidur dan lain sebagainya.
2) Pengaruh ekstrinsik
a) Materi diberikan guru terlalu mudah atau terlalu sulit, sebab materi yang terlalu mudah membuat siswa tidak respon (tidak tertantang) karena bosan dapat berakibat frustasi apabila materi terlalu sulit.
b) Kemungkinan kegiatan pembelajaran kurang efektif dan menarik sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar.